Selasa, 04 Juni 2013

MEMORIES adalah SEMANGATKU

Aku adalah seorang anak dari tempat yang sangat jauh dan terpencil, jauh dari keramaian kota, di tengah – tengah hutan belantara, tepatnya di daerah papua, bila orang mendengar nama daerah papua, pasti sudah terbayang di pikirannya, daerah yang sangat mengerikan, orang2nya hitam legam, tinggi besar kayak monster, dan daerah itu juga slalu di selimuti dengan konflik – antar suku maupun warga pemberontak dengan aparat, karna di daerah itu sudah lama isu2 mau merdeka atau lepas dari NKRI, tapi kalaw daerah itu di bilang mengerikan juga aku ngak setuju, karna aku sejak lahir di sana, aku dilahirkan di tempat itu, bahkan aku di lahirkan di tempat yang paling terpencil di daerah itu, bahkan karna sangat terpencilnya, kalau mau ke kota aja harus naik perahu kayu yang lebarnya nggak lebih dari setengah meter, panjangnya mungkin 3 atau 2 meter, di lengkapi dengan kayu menyeimbang di kanan kirinya yang biasa di sebut semang,  makanya prahu itu di sebut perahu semang, tapi prahu itu sangat hebat  gelombang air laut yang tingginya sampai 4 - 5 meter juga bisa dilewati dengan prahu itu, yang tingginya  prahu itu padahal nggak lebih dari 1,5 meter, yaa walaupun penumpangnya sampai sesak nafasnya karna nahan rasa takut yang sangat, dan aku sering melewati rute perjalanan air laut yang mengerikan itu, yaa pasti sudah bisa di bayangkan bagaiman raut wajahku yang sedang ketakutan, dan perjalanan itu memerlukan waktu seharian, itupun kalau lancar, dan nggak jarang juga prahu itu mengalami macet di tengah laut, bensin habis, mesin mogok, dan sebagainya, coba bayangkan ketika prahu sekecil itu berhenti di tengah laut karna mesin mogok, terapaung – apung di tengah laut yang sangat luas, kanan kiri yang terlihat hanya air laut, tak ada pohon atau rumah yang terlihat, gunungpun tak terlihat, kacuali gunung – gunung air laut yang menyambar – nyambar prahu kecil itu, waah kalau itu sudah terjadi pasrahlah semua yang ada di kapal itu, tinggal nunggu takdir apa yang akan terjadi, yaa kalu di pikir – pikir, rasanya ngak mungkin ya orang mau menaiki prahu itu, sudah mengerikan, bayarnya mahal, sampai 200 ribuan lebih, waktunya juga lama, nyawa jadi taruhan lagi, tapi itulah nasib, di tempat itu kan nggak ada kendaraan laen lagi selain prahu kecil itu. Kabupaten waropen, kec,angkaisera, desa harapan jaya, itulah alamat kampungku, nama sebuah desa yang sangat bagus, HARAPAN  JAYA, tapi ngak pernah jaya - jaya, haha……. dari dulu juga tempat itu begitu – begitu aja, tetap menjadi tempat yang terpencil dan terpelosok, jaringan telpon nggak ada, jangankan jaringan telpon, listrik aja nggak ada, desa itu kalaw malam ya gelap,  pemerintah hanya bisa berjanji dan berjanji untuk membangun tempat itu, tapi hasilnya nihil, itu hanya omong kosong pemerintah,  sampai saat ini juga tempat itu tetap dibiarkan begitu saja, aku yang sejak lahir di situ tau semua yang terjadi di tempat itu, tapi aku tidak boleh menyalahkan pemerintah seperti itu, mungkin saja karna belum sempat, atau emang nggak ada dana, berprasangka baik ajalah, atau bisa juga karna tempat itu belum pantas untuk di bangun, karna kalau aku perhatikan, sepertinya warganya juga di situ kayak nggak ada keinginanan desanya maju, jarang anak2nya di situ yang mau sekolah atau berkeinginan menjadi orang sukses, seolah2 mereka merasa nyaman berada di tempat terpencil itu, nggak ada motifasi mereka untuk bangkit dari tempat itu, yaa begitulah kehidupan mereka, sekolah mereka ya paling tingggi mungkin SMA,  abis itu yaa nikah, haa itulah mereka mungkin hanya sebagian kecil aja anak yang melanjutkan sekolahnya dan ingin jadi orang sukses, yaa kalau di hitung2 anaknya di situ mungkin sekitar 30an, dan mungkin yang mempunyai keinginan menjadi orang sukses ya cuman 10  orang aja, dan itu hanya keinginan tapi tidak di lakukan, dan yang melakukan mungkin yaa cuman 2 orang aja, dan 2 orang itu satu laki2 satunya lagi perempun, yang perempuan itu sekolah di jawa timur sampai s1, dan habis itu ia kembali lagi ke kampung itu dengan suaminya, siapa perempuan itu, yaa itulah kakak perempuanku, dan yang satunya lagi laki2, siapa itu, ya itulah saya, jadi yang berhasil ya cuman saya dan kakak saya, yaa itulah kehidupan, orang mempunyai prinsip hidup berbeda2, orang mempunyai motifasi hidup berbeda2, aku dan kakakku berbeda dengan mereka karna emang dari kecil aku sudah dilatih berbeda dengan mereka,  bukan aku berbeda  karena aku kaya, karna emang aku bukan orang kaya, dan bahkan aku termasuk orang biasa2 aja di kampung itu, bukan juga karna kepintaran, karna aku bukanlah orang terpintar di kampung itu, tapi kami berdua berbeda karna pendirian, karna motifasi dan semangat juang tanpa pernah lelah yang telah di tanamkan oleh kedua orang tuaku tercinta sejak aku kecil, sejak kecil aku sudah di latih kerja keras, tanpa pernah merasa lelah dan mengeluh, nggak pernah putus asa, dari kecil waktu aku duduk di bangku SD, aku dan kakakku setiap siang sepulang sekolah, di saat temen2ku sedang asyik bermain atau sedang pulas tidur, kami di beri tugas menggembala kambing, meskipun terik matahari sepanas apapun, dan setelah sore, di saat temen2ku asyik main2 ada yang main bola, main karet, dan banyak lagi permainan2 di kampung itu, kami hanya bisa melihat mereka bermain sepanjang jalan, karna saat jam segitu kami di beri tugas untuk menjual kue2 buatan ibuku tercinta, atau buah2han hasil tanaman orang tuaku tercinta, kami menjualnya dengan menaiki sepedah dan berkeliling kampung itu, tanpa memperdulikan teman2ku yang sedang asyik bermain, sebenarnya juga sebagai anak kecil sering  aku merasakan iri dan sebel, dan bahkan kami jengkel, nggak jarang juga aku mencela kedua orang tuaku tercinta,  setelah sore kamipun mandi dikali dan pergi ke masjid untuk sholat dan mengaji, dan sepulang dari masjid yaitu setelah sholat isya, kamipun belajar pelajaran sekolah, setelah itu kamipun tidur, dan ibuku tercinta terkadang belum tidur, karna membuat kue untuk di jual besok, sampai subuh kamipun di bangunkan untuk sholat shubuh, dan setelah subuh itulah kebiasaanku, aku lari pagi walaupun sendirian, dan setelah itu kamipun mandi dan sekolah, sedangkan kedua orang tuaku tercinta pergi ke lahan melanjutkan kerjaannya, dan kalau hari minggu karna sekolah libur, itulah hari yang di tunggu2 anak2 di kampung itu, bebas bermain kemanapun mereka mau, waktu hari minggu emang asyik untuk bermain, tapi itu bagi mereka, bukan bagi kami, disaat teman2ku gembira karna hari libur, menikmati asyiknya bermain, kami diajak kedua orang tuaku ke lahan untuk membantu pekerjaan mereka, yaa semampu kami, entah itu menanam kacang, atau mencabuti rumput2 yang liar, pokoknya banyaklah kerjaan yang bisa kami kerjakan, dan setelah siang kami semuapun pulang, sholat, setelah itu kami berdua melanjutkan tugas kami seperti biasa, dan kedua ortua kami tercinta kembali kekebun lagi melanjutkan pekerjaannya, dan begitulah aktifitas kami setiap hari, yang sangat berbeda dengan aktifitas anak2 lainnya, yang seumuran itu pastilah ingin slalu bermain, dan bulan puasapun kami tetap harus bekerja tanpa harus merasa lelah, hari yang membahagiakan bagi kami hanyalah hari istimewa, yaitu hari lebaran, itulah hari yang kami tunggu2, kami bebas bermain  dan setelah itu kamipun kembali melanjutkan aktifitas kami seperti semula, dan begitulah seterusnya, dan setelah kakak perempuanku, lulus SD, ia pun melanjutkan sekolahnya ke jawa timur, dan sayapun menjadi sendirian, melakukan aktifitas dan tugas2 dari orang tuaku sendiri tanpa ada yang menemani, tapi aku jugakan udah kelas 5 SD masak sih aku nggak bisa, aku pasti bisa dong, tapi tak semudah itu, ternyata susah juga, aku merasakan kesulitan di saat aku menjalankan tugas2 itu sendirian, sering aku merasa bosen, sebel, jengkel, karna disaat pulang sekolah temen2ku asyik bermain2 di bawah pepohonan yang sejuk, aku harus menggiring kambing2ku yang aku gembalakan tanpa harus peduli dengan panas terik matahari yang menyengat kulitku, tambah lagi panggilan2 temen2ku yang sedang asyik bermain, “ wan – wan, maen bareng2 sini yuk, asyik lho, jangan maen dengan kambing2 busuk itu terus,”  ha ha ha………….., sungguh sangat menyebalkan dari saya, itu sebuah ajakan sekaligus ejekan, dan itu sangat sering aku mendengarnya, hampir setiap hari aku mendengarkan perkataan2 itu dari temen2 sebayaku yang tak punya pengertian itu, beberapa minggu, bulan, tahun, aku lewati hari2ku dengan perasaan getir dan menyakitkan, tapi aku tak bisa berbuat apa2, karna itu sudah tugas dan ketentuan kedua  orang tuaku tercinta, suatu hari aku pernah terpengaruh dengan temen2ku, ketika aku duduk di kelas enam SD, karna aku sudah sangat sebel, jengkel, suatu siang ketika aku sedang seperti biasa menggembala kambing, ada beberapa temen2 sebayaku yang mengajakku untuk memancing, kebetulan memancing adalah hobi terberatku, dan kambingpun aku tinggalkan di tempat yang menurut saya aman, dan aku ikat satu induk yang palin besar di situ, supaya semua kambing nggak pergi dari tempat itu, dan ketika aku sudah memancing, dan hasil pancingan kita bakar sama2 temen”, trus kita makan rame2, akupun kembali ketempat kambing2ku tadi, dan ternyata, smua kambing2ku, masih berada di tempat itu, sangat senang aku rasakan, karna itu artinya, besok2 lagi aku bisa begitu trus, dan besok2nya pun aku ulangi seperti itu lagi, dan seterusnya, bahkan aku bukan lagi ikut temen2ku memancing aja, bahkan aku sampai ikut temen2ku mencari burung di hutan, dengan bersenjatakan kartafel, dan batu kerikil, sangat senang aku rasakan, karna saya rasakan seperti baru menemukan cara untuk bebas dari penjara, tapi ternyata smuanya tidak berjalan dengan lancar, ternyata datang juga masalah besar, karna seringnya aku tinggalkan kambing2ku, dan bahkan rasa sayangku terhadap hawan2 peliharaanku yang ada seperti waktu masih ada kakakku sudah hilang lenyap, bahkan aku sering tak segan2 memukul kambing2 itu dengan kayu balok sekalipun, bila ada kambing2 yang tidak bisa di atur, yaa memang yang namanya hewan itu nggak punya otak, jadi susah diatur,  suatu hari ketika aku tinggalkan kambing2ku, untuk pergi berburu burung di hutan bersama temen”, katika aku pulang dan kembali ke kambing2ku lagi, tenyata ada satu kambing kecilku yang terlilit tali induk paling besar yang saya ikat, dan induk besar itu terus berputar” karna di tinggal kambing2 yang lain entah kemana,  sehingga  tali yang melilit kambing kecil itu semakin kencang, sampai2 lidahnya terjulur kedepan disertai dengan aliran darah, dan sayapun menjadi marah dan saya pukul induk kambing itu denagn kayu yang sangat besar, sambil berkata, “ bodok, bodok,bodok………… dasar kambing bodok, padahal kalau saya pikir2 sekarang, siapa yang bodok cobak, hahaha. . .   dan setelah selesai aku lepaskan anak kambing yang terjerat itu, ternyata sudah mati, sungguh takut aku, kalau sampai bapakku nanti marah, dan aku pun langsung mencari kambing2ku yang lain, setelah aku temukan, lalu ku giring mereka pulang, setelah sampai dirumah akupun di marahin habis2san dengan mamaku, dan setelah lama aku dimarahin, akhirnya marahan dari mamaku itu di hentikan dengan bapakku, karna bapakku pun bisa menyadari bagaimana yang saya rasakan semenjak ditinggal kakakku, dan akhirnya mamaku pun bisa mengerti, dan besoknya lagi, bukannya aku tobat, tapi malahan lebih parah lagi, bukan hanya ikut bermain, memancing atau cari burung lagi dengan temenku, malahan aku sampai merokok sma temen2 walaupun masih kelas 6 SD, yaa walaupun bukan pakek uangku untuk membeli rokok itu, ada di antara temen2ku itu yang ortunya adalah orang lumayan mampu di kampung itu, dan mempunyai kios, jadi dialah yang kita setiap hari bujuk untuk membawa rokok, dan itu ia lakukan setiap hari, bukan hanya itu keburukan yang aku lakukan, akupun suka mencuri tanaman, ayam, milik orang2 di kampung itu, saya dan teman2 semakin nakal, hampir setiap siang kita menangkapi ayam yang berkeliaran dan kami bakar lalu makan rame2, begitu juga tanaman2 warga desa itu, seperti rambutan, salak, dan buah2 lainnya, suatu ketika, aku pernah tertangkap basah oleh orang yang mempunyai rambutan, ketika aku sedang mencuri rambutanya, kita pun di marahi habis2san untunglah itu bulan puasa, jadi orangnya masih bisa mengendalikan marahnya, dan untungnya lagi dia nggak nanyak kita ni anak2nya siapa, kalau sampai tau matilah aku, karna bapakku adalah orang yang sangat dihargai di kampung itu, bukan karna kekayaannya, karna bapakku bukan bukan orang kaya, bukan pula karna kepintarannya, tapi karna sifat dan pribadinya, itulah hebatnya bapakku, meskipun dia bukan orang terhebat di kampung itu, tapi banyak orang yang segan padanya, bahkan dipercaya dalam segala hal, menjadi orang penting, makanya kalau sampai ketahuan, matilah aku, untung saja tidak, dan itupun tidak membuatku jera, aku masi terus mengulanginya, dan datanglah masalah besar lagi, ketika aku dan temen2ku seperti biasa merokok di semak2 blukar, dan kambing2ku saya letakkan tak jauh dari tempat itu, tanpa saya ketahui mamku sedang mencari rumput untuk sapi di rumah, kebetulan bapakku udah beli sapi untuk di pelihara, dan mamaku mencari rumputnya di tempat itu, matilah aku, tanpa aku ketahui mamaku memergoki aku dan teman2 yang sedang merokok, marahlah mamaku, dan menyeretku pulang, sedangkan temen2ku dilaporkan ke orang tuanya masing2, dan merekapun di hukum dengan orang tuanya masing2, ada yang di pukuli sampai ada yang berdarah mulutnya, ada yang diikat dipohon dan di kasih semut angkrang, yaitu semut yang bisa menggigit dan mengencingi, yang rasanya sangat pedis, bagaimana dengan aku, itulah kemurahan orang tuaku, ketika aku sampai di hadapan bapakku, akupun ditampari oleh bapakku, dan seketika itu pula mamaku berteriak keras, sambil menangis, “ pak sudah, sudah pak, sudah pak, itulah” kelembutan hati seorang ibu, secerewet2nya ibuku, yang sangat sering marahin dan ngomelin aku, ternyata Ia mempunyai hati yang sangat lembut sebagai seorang ibu, dia tidak tega melihat anaknya di tampari, dan akhirnya bapakku pun menghentikan tamparannya, bapakkupun luluh hatinya, dan ternyata bapakku emang slama ini sudah mengetahui apa yang saya lakukan, dan menurut bapakku, aku berbahaya bila ada di kampung itu terus, kebetulan aku sudah kelas enam SD, dan hampir ujian kelulusan tinggal menunggu sekitar 2 bulanan lagi, beberapa hari setelah peristiwa itu, aku diajak bapakku kekota serui dan diajak nginap di salah satu uztad kenalan bapakku, yaitu pak uztad sholihin, yang tinggalnya di komplek pesantren hidayatullah serui, karna ia adalah salah satu uztad pesantern itu, dan itulah yang nantinya akan jadi tempat tinggalku, di tempat itu aku merasa sangat nyaman, semacam ada aura lain yang sangat sejuk, dan aku sangat tertarik pada tempat itu, dan dengan nginap di tempat itu beberapa hari, aku mendapat banyak pelajaran dari uztad itu, tentang pentingnya ilmu dan wawasan, dan saat aku udah pulang kembali kerumah, bapakkupun bertanya kepadaku, bagaimana tentang pesantren yang saya inapi itu,. dan sayapun katakan saya tertarik dengan tempat itu, waktu ujian kelulusanpun sudah semakin dekat, akupun di suruh konsen dengan pelajaranku, pekerjaan2ku pun yang mengarjakan kedua orang tuaku sendiri, karn aku masi blum bisa berpikir luas, aku blum bisa memperhatikan, merasakan kesibukan kedua ortuku itu,  beberapa  minggu kemudian, inilan massa2 yang aku tunggu2 dan sangat menegangkan, hari ujian telah tiba……………………………….!                                                                              

Hari ujian kelulusan telah tiba,!
dua hari sebelum hari H, aku dan temen2 dengan riang gembira berjalan kaki menuju tempat ujian dilaksanakan, tempatnya sangat jauh, yaitu di desa lain, perjalanan ber puluh2 kilo, yaa yang kluarganya punya kendaraan diantarlah mereka dengan kendaraan, tapi kami, saya dan temen2 yang senasib, kenapa senasib, karna sama2 anaknya orang yang bukan orang kaya, slalu bermain bersama, sedih bersama, nakalpun bersama, apalagi ada satu temenku yang namanya Ari, dialah temanku yang paling dekat, sangat banyak kenanganku yang unik2 bersama temen satu ini, waktu mencuri, di marahin, mincing, cari burung, bermain, dan masi banyak lagi, bahkan berkelahipun kita pernah lakukan, itulah kenangan yang sangat unik, tapi ngak pernah membuat kita bermusuhan, selalu menjadi karib yang baik, waktu pergi ke tempat ujianpun kami yang senasib ini sama2 nggak punya kendaraan,ongkos dari orang tua pun pas – passan, dan ahirnya kamipun jalan kaki menuju tempat ujian itu bersama teten2 lain yang senasib, bersama2 melewati jalan yang kanan kiri yang terlihat hanyalah hutan belantara, dan jaraknyapun sangat jauh, berpuluh2 kilometer, tapi kita bukan merasakan kesengsaraan, melainkan kegembiraan, karna smwa itu kita lakukan bersama2, dengan perasaan senasib, itulah kengan yang yang mengasikkan, ketika kami sampai disana, kamipun langsung menuju tempat yang telah siap kita inapi, karna SD2 dari kampung lain juga ujiannya di situ, dan tempatnya jauh2 juga, bahkan ada yang lebih jauh lagi dari kampungku, dan kami yang dari Sp dua nginapnya sebuah rumah yng orangnya sangat baik, temen2ku yang berangkatnya pakek kendaraan sudah menuggu lama di situ, dan ternyata mamaku juga ikut ke situ dan beberapa orang tua temenku untuk menemani kami, entah mereka pergi naik apa, tempat nginap kita berdekatan dengan tempat nginapnya anak2 dari Sp3, jadi kita bisa kenalan dan pergi ke masjid bila waktu sholat bersama2, kebetulan masjidnya ngak jauh dari tempat itu, ketika hari pertama ujian telah tiba, itulah hari2 yang mendebarkan, kita anak2 dari Sp2 di tempatkan di satu kelas bersama anak2 kampung itu, alias tuan rumah, di situlah aku mengalami kenagan yang sangat unik, padahal ketika itu aku masi berumur sepuluhan tahun, kebetulan tempat du2ku bersebelahan dengan salah seorang anak perempuan murid dari sekolah kampung itu, namanya Irna, entah mengapa aku merasa ada yang berbeda berada di dekatnya, macam gelisah tak menentu, ku lirik2 trus dia, walaupun aku berusaha mamalingkan wajahku dari memandangnya, tapi tetap saja mataku ini meliriknya, dalam hati ku berkata,, “mungkinkah iniiii, apakah ini yang namanya cinta, ah` ngak mungkin aku harus konsen dengan ujianku,” dan akupun berusaha untuk konsen dengan ujianku, walapun tetap saja aku merasakan sesuatu yang hebat bergejolak dalam jiwaku, meskipun aku pun blum tau apakan dia merasakan hal yang sama atau tidak, tapi rasa itu tetap saja menyengsarakanku, tapi sudahlah saya akan brusaha untuk konsen dengan ujianku, dalam ujian itu juga, ada yang membuat kita anak2 SD dari kampungku menjadi bangga dan besar kepala, kenapa itu terjadi, karena kita yang dari SD kampungku sangat di istimewakan di banding anak2 dari kampung lain, bahkan lebih istimewa di banding anak2 tuan rumah, dalam hal makan snek aja kita yang dari kampungku di istimewakan banget, anak2 dari SD lain termasuk anak2 dari SD tuan rumah, makan sneknya mereka di satu ruangan, yang harus antri karena banyaknya anak2, sedangkan kami dari kampungku, di berikan satu ruangan yang sangat sejuk, ada kursi dan meja tempat kue, kami makan sepuasnya tanpa harus antri, waaah kayak tamu undangan aja ni, dan itulah yang membuat anak2 dari kampung lain iri setengat mati, hahaha kasian mereka,  dan setelah beberapa hari kami lewati dakampung itu, dengan banyak kenangan di dalamnya, mulai waktu malam tidur berdesak2kan dengan temen2, ada yang ingin kencing tengah malam dan nangis mintak di antar, ketika kita pergi ke masjid untuk sholat bersama2, ketika masak sama2, ketika makan sama2, dan banyak lagi kenangan yang kami alami, tapi kenangan yang menurut saya paling berkenan adalah ketika ujian udah selesai dan sehari sebelum pulang ke kampungku, kita anak2 dari kampungku berkenalan dengan anak2 tuan rumah, dan di antara anak2 tuan rumah itu ada anak yang di kelas duduknya di sampingku itu, waah berdebaran dah hatiku, dan ternyata temen2 dari kampungku banyak yang udah mengenalnya, waduh berdebar2 banget ketika aku harus bersalaman dengannya dan menyebutkan namaku, waduh keringatkupun bercucuran keluar, dan badanku dingin, tapi ternyata bukan aku aja yang merasakannya, ternyata di pun tak kalah hebatnya merasakan gugup dan bercucuran keringat juga di dahi dan tangannya, ketika temen2ku dan temen2nya, melihat itu, hebohlah mereka waah, jadi seru ni suasananya,  dan kitapun hanya tersenyum malu dan berlalu begitu saja, dan sayapun berjalan pulang bersama temen2ku sambil melambai2kan tangan ke mereka, sungguh haru suasananya, dan di antara mereka yang saya pandangi paling mencolok adalah dia, dan kitapun terus melambai2kan tangan hingga tak terlihat satu sama lain dan kitapun kembali kekampung kita, tinggal nunggu hasil ujian di umumkan..
                                                  
Hasil ujian
ketika beberapa minggu aku menunggu hasil ujian, hari2 mendebarkan itu aku isi berbeda dengan temen2ku, temen2ku mewngisi hari2 itu dengan berlibur kekota maupun di tempt2 hiburan yang ada di kampung itu, sedangkan aku, hari2 itu aku isi dengan membantu kedua orangtuaku dalam pekerjaan2 mereka, dan setiap malam ayahku selalu memberikan motifasi dan semangat untuk aku supaya nanati ketika selesai mendengar hasil kelulusan langsung pergi ke kota serui, melanjutkan sekolah di sana, walhasil, berkat motifasi yang di berikan oleh bapakku, aku jadi bersemangat untuk pergi ke sana, dalam pemikiranku, aku semakin besar, apa yang saya bisa nanti kalaw saya di kampung ini terus,  dan setelah beberapa minggu saya lewati, datanglah hari2 yang saya tunggu2 itu, mendengar hasil ujian, dan Alhamdullillah ternyata aku lulus dengan nilai yang sangat memuaskan, kedua orangtuaku sangaat senang, dan akupun merasakan kebahagiaan yang sangat, begitu pula dengan teman2ku yang lainnya, dan aku pun sudah optimis dengan niat yang sangat bulat untuk melanjutkan sekolah ke kota serui, tapi ada satu tantangan yang saya hadapi, yaitu tantangan yang datang dari guru2 setempat, karena mereka akan membuat sekolah SMP yang pertama di kampung itu, dan saya sebagai murid yang berprestasi, diharapkan untuk membantu perintisan sekolah SMP itu, dalam artian berarti merteka ingin aku untuk sekolah di kampung itu aja, dengan berbagai macam iming2, bahkan mereka berjanji akan memberikan beasiswa penuh untuk aku, tapi ternyata itu semua tidak benggiurkan aku mupun kedua orangtuaku, aku tetap optimis untuk pergi ke kota serui, tapi sebelum aku pergi, terlebih dahulu aku dan semua temen2ku, pergi ke sebuah tempat hiburan di kampung itu, yaitu air terjun, karna di kampung itu ada banyak air terjun, dan sangat bagus2, di air terjun itulah, aku merasakan kebahagianan yang terakhir kalinya bersama semua temen2ku dan kedua orang tua ku tercinta, hari itulah yang membuat kenangan tak terlupakan dalam benak ingatanku, dan takkan pernah terlupakan, dan takkan pernah terulang kembali, itulah detik2 terakhir aku memandang wajah2 temen2ku, dan merekapun merasakannya, karna akan kehilangan salah satu temen yang berpengaruh di kelas, yaitu aku, sehari dia air terjun itu kita habiskan untuk hari terakhir dan perpisahan, dan setelah selesai mandi2 di situlah terasa suasana yang sangat mengharukan, hari perpisahan, hari terakhir aku bermain dengan temen2ku, dan juga adik2 kelasku, karna besoknya aku harus berangkat, setelah seharian aku habiskan untuk perpisahan bersama teman2ku, akupun pulang dan malam sehabis magrib, aku bmasi bisa bertemu temen2 nagjiku, yang terdiri dari temen2 sebayaku dan juga adik2 kelasku, malam terakhir itu juga menjadi sangat haru karna meraka harus ada yang menangis karna aku akan pergi, dan akupun merasakan kesedihan yang sama seperti mereka, ketika malam sehabis isya, ketika mau tidur, ibuku memelukku, dan mencium keningku, dia pun merasakan kesedihan yang sangat, karna saat ini harus di tinggal semua anak2nya, akupun merasakan kesedihan yang swangat, karna aku baru pertama kalinya harus hidup tanpa orangtua, setelah semalam aku tidur, akupun bangun untuk sholat subuh, ketika saya baru bangun aku mrlihat kedua orang tuaku sedang sibuk mempersiapkan barang2ku, yang akan aku bawa nanti, memang mereka tak pernah kanal lelah untuk anak2nya, mereka adalah orang yang paling hebat dalam hidupku,  dan setelah selesai sholat shubuh, seperti biasa, mamaku udah menyiapkan tiga gelas kopi susu dan kue2 butannya untuk sarapan, biasanya aku lari pagi dulu sebelum sarapan pagi, tapi kali ini tidak, karna aku harus mempersiapkan segalanya, di pagi itulah terakhir kalinya aku merasakan canda tawa bersama kedua orang tuaku tercinta,, setelah selesai sarapan akupun siap2 mempersiapkan apapun untuk keberangkatanku,  setelah aku siap, aku keluar rumah dan ternyata di luar temen2ku sudah menunggu, begitu pula ojek yang telah di pesan bapakku untuk mengantar ke pelabuhan, sebelum aku berangkat, aku bersalaman dengan semua teman2ku, sebagian mereka menangis karna kepergianku, kamipun berperlukan,  setelah semua temen2ku, terakhir aku bersalaman dengan ibuku, dan ibuku menangis dan memelukku, lalu mencium kaningku, kebetulan bapakku akan mengantarku smpai di serui,  disitulah keadaan terlihat sangat haru, semua yang ada di situ merasakan kesedihan, teman2ku yng setiap hari aku bermain dengannya, dalam suka maupun duka, tetangga2, sesepuh, orang2 yng saya anggap sebagai kluarga, terlebih  orang tuaku, dan akhirnya akupun pergi dan perlepasan air mata mereka, 


Jumat, 12 April 2013

Bintang Tak Selalu Indah


(24mei2009)
Bintang Tak Selalu Indah
Aku punya teman namanya eqsa, dia sahabatku yang sangat setia. Aku, eqsa dan stela adalah tiga sekawan yang tak bisa terpisahkan. Dulu, dua bulan yang lalu dia pernah berselisih denganq mengenai “Bintang”. Ketika itu q hanya mengatakan dengan sebuah gurauan, bahwa tak baik terlalu fanatik menyukai bintang. Tapi justru saat ini menjadi kenyataan. Saat itu q melihat perubahan yang drastis pada dirinya, mulai dari kegemarannya mengkoleksi aksesoris dan barang2 berbentuk bintang hingga menorehkan apapun dimulai dengan membentuk bintang. Hingga akhirnya q tak tahan lagi atas perubahannya yang tak masuk akal ini. Ketika itu q sedang duduk disampingnya, memperhatikan gerak-geriknya sedang menulis dibuku berbentuk bintang dan pena dengan hiasan bintang diatasnya.
“mmm… sa, sebenarnya udah lama q ingin tnya’ sesuatu ma kmu” tanyaq lirih.
“ouww,, tanya’ aja, emang mw tanya’ apa” jawabnya santai.
“Gini, 2 bulan terakhir ini q perhati’in banyak perubahan dari kmu”
“masa’ sich? Tapi kayaknya biasa aja, qta te2p kompak kan?”.
“iya sich, qta emag masih breng2 kmanapun. Tapi bukan itu yang q maksud”.
“trus,?”
“kamu sekarang itu aneh sa” spontan kata itu q lontarkan.
Dia menatapq dan mengkerutkan keningnya “Aneh?? Aneh apanya rin?”
“Coba dech, kmu lihat aja apa yang kmu lakukan pada dirimu. Dari mulai kepala sampek kaki, bahkan buku, polpen, aksesoris, dan semua yang ada dikmarmu itu. Berbau bintang semuanya”
“trus npa? Ada masalah?”
“ya aneh aja gtu, mmm.. apa ini ada kaitannya dengan rion?”
“gak juga kok, Cuma lagi pengen aja, habis menarik sich bentuk bintang itu, bikin semangat aja”
“iya juga sich, kluw gara2 cwok pasti sma mantan2mu dulu dah kayak gini. apa lagi waktu ma hendrik, mungkin dah ngoleksi jangkrik kali ya. Hehe”
“riny,,,,” dia mencoba mencubitq dengan gemas
Sejenak q dan eqsa saling canda tawa dan menikmati deburan air yang mengalir tepat dibawah jembatan gantung yang  q tapaki. Berlahan q mengungkit topik tadi.
“ya q harap perubahanmu ini bukan karena adanya rion, karena dulu stelapun pernah merasakan sama persis seperti kmu. Menyukai sesuatu karena ada seseorang disampingnya, tapi bukan cowoknya yang merasa sedih dan menyesal ketika hubungan gk bisa dilanjutkan, melainkan stela. karena merasa dibohongin”.
Tiba2 eqsa menatapq dengan mata tajam, terlihat dari raut wajahnya yang tak bisa menerima keadaan. Dan berlahan berpaling membelakangiq.
“sebenarnya perubahan ini juga karena rion, tapi q sangat nyaman dengan ini. Masa lalu stela itu gak sama dengan apa yang q alami sekarang, sudahlah! gak usah terlalu banyak mencampuri urusanq. Lihat kmu sendiri, sampek skarang lum ada yang maw ma kmu”.
“bukanya gk ada, tpi q blum maw pacaran lg.” kataq balik
“sama ajja” ujarya sewot
“yaa,,, terserah kmu aja. Gak penting juga kan q ngasih pengertian kkmu, klu masih bisa sih q berharap kmu pikirkan baik2.. jangan samapi ngerasa’in apa yang q rasain dan menyesal akhirnya nanti”
Berlahan dia menatapq dengan tajam
                “knpa sich rin kmu slalu aja gk suka klu q punya cwok baru!? Bilang aja kluw syirik ma q”
                “loh, kok jd sewot sih sa.. q kn cumn ingetin aja”
                “gak perlu!!”
                “ukey,, tapi ntar klu terjadi apa2 jngan dateng ke q”
                “gak bakal”
Sejak saat itu, q dan eqsa gak pernah jlan breng lagi. Kmanapun q hnya berdua dengan stela, bahkan saat bersimpangan dengan eqsa dan pacarnya kami saling membuang muka.
Q sangat merasa bersalah dan kehilangan sosok sahabat yang satu ini, tak lengkap rasanya jika hanya ada q dan stela aja. Stela slalu mmbujukq untuk meminta maaf dulu pada eqsa. Setelah pertemuan dengan kondisi hati tenang, akhirnya persahabatan yang selama ini kita jalin kembali lagi.
Hari2 tetap q jalani seperti biasanya bersama dua sahabatku, meski tak sebaik dahulu karena kini eqsa hrus berbagi waktu dengan rion.
3 bulan waktu tlah berlalu, musimpun kini tlah berganti. Dunia terasa sangat terang, sinar bulan menerangi redup2, q berjalan santai menuju sebuah jembatan tempat favorit q dan dua sahabatq. Malam yang sepi memandang bulan penuh rasa sejuk. Q tak sendiri, ada stela dan eqsa disampingq. Kemudian q melirik eqsa dan menghampirinya dengan berlari2 kecil, dan membalikkan badan dengan merebahkan punggungq dipagar jembatan, eqsa menatapq dengan alis yang menunjukkan keheranan. Dan q menatapnya.
                 “idiih,,, nieh anak apa’an sich!? Ucap stela
                “he’em,, aneh banget” mereka menatapq, q hanya mmblas dengan senyuman.
                “sa, coba’ dech kmu lhat keatas, banyak bintang, cantik kan?” kata stela
                “naah,,, itu yang q maw ktakan tadi…” selaq dengan mantap
                “kelama’an rin…” jwab stela, eqsa hanya mnanggapi dengan tersenyum
“low,, kok cuman senyum? Biasanya paling semngat klu lihat bintang, coba lihat tuh,, tuh,, kan bnyak bintang” kataq sambil menunjuk beberapa bintang
Kemudian q menutup mulutq, stela menatap eqsa
                “apa ada yang salah sa?” Tanya stela
                “udah,, jngan ngomongn bintang lagi” celetus eqsa
                “emang npa? Q suka kok..” kataq santai
                “riny…..”gertak stela dengan isyarat matanya, kemudian cepat q mengatupkan mulutq
                “ups,, sory….”ujarq
                “itu dulu teman, sekarang enggak lagi” kata eqsa lirih
“waah,,, ada yang gak beres nieh,, gak mungkin kan eqsa gk suka bintang, pasti ada sesuatunya, apa’an sich,,,? Cerita donk..” tanyaq sangat penasaran
Mereka berdua meninggalkan q yang sedang terpaku
                “wooooi… q kn tnya’ kok gk djawab sich,, tungguin donk….”
Hari demi hari tlah berlalu, satu minggu sudah terlewatkan. Hari libur sekolahpun tlah tiba, pagi2 eqsa dan stela duduk2 sambil menikmati secangkir kopi.
                “eh kalian gak ada acara?” kataq menghampirinya
“mmm,, maw kemna? Gak ada yang punya cwok kok..” sindir stela sambil melirik kearah eqsa yang sedang minum kopi.
“emaang,,, kmu kan dah putus dari dulu..” selaq sambil melirik juga ke’arah eqsa
“yaudah,, q mau kbelakang dulu. Piringnya lom dicuci” kata stela, dan berlalu meninggalkan q dan eqsa.
“rin, q maw tanya’” ujar eqsa
“maw tanya’ apa’an? Q tetap serius dengan Koran yang q pegang
“gini, apa bener stela putus ama cwoknya gara2 barang antik? Q terperangah dan meletakkan koranq.
“tunggu2,, jangan2 kamu ada masalah yaw sama cwowkmu?” berlahan q amati penampilannya yang gak berbau bintang.
“q putus rin, kamu lihat sendiri kan. Q kembali biasa”
“kok bisa sich sa?? Emang ada masalah?”
“dia pilih pisah dan kembali sma mantannya,”
Q menatapnya dengan penuh belas kasihan,, q ulurkan tangan untuk mengajaknya bangkit dari tempat duduk.
                “ayow…” kataq sambil menanti tangannya menggapai tanganq
                “kemana??” wajahnya mengkerut dengan penuh tanda Tanya
                “q cuman ingin berselancar aja kug,, lama nieh gak  nikmatin air laut”
Berlahan ia mengulurkan tangan dan membalas dengan senyuman. Dalam hatiq berkata “hmm.. akhirnya dia gak terlarut dalam kesedihannya”.
Tiba2 dari belakang terdengar suara teriakan.
“heei!!!!,,, kaliaaan… sungguh tak setia kawan” teriak stela sambil melenggangkan tangannya, q dan eqsa hanya saling menatap
“eiits,,, hehe.. iya ya.,,, lupa, qta kan masih punya temen satu lagi..” ujarq
“npa q juga gak ingat yaw?” celetuk eqsa
“sory stel… qta2 lupa klu ada kmu, hehe…”
“waah,, kayaknya mau kpantai ya? Lama juga ya gk nikmatin pantai, sibuk sama cwok2nya sich” kata stela sambil merangkul q dan eqsa, kami beriringan menuju pantai.
Air pantai begitu mendamaikan, deburan ombak kecil yang menghempas ketepi pantai seolah memberi salam, salam dari masa yang baru. Penuh harapan dan ketenangan. entah apa yang terjadi malam nanti, malam penuh bintang.